Sebagian orang
Islam di lingkungan kita merasa ringan melaksanakan shalat Tarawih, Idulfitri,
dan Iduladha, tetapi masih berat melaksanakan shalat lima kali sehari semalam.
Untuk itu yuk kita lebih memaknai shalat yang kita laksanakan dan mengerti gerakan-gerakan yang diajarkan oleh Nabi SAW.
Untuk itu yuk kita lebih memaknai shalat yang kita laksanakan dan mengerti gerakan-gerakan yang diajarkan oleh Nabi SAW.
A. PENGERTIAN SHALAT
Perkataan shalat dalam pengertian bahasa Arab
berarti doa memohon kebijakan dan pujian. Hal itu sesuai dengan firman Allah
SWT.
…dan derdo’alah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi
mereka…(Q.S. At-Taubah : 103)
Adapun pengertian shalat menurut syariat islam
yang dirumuskan oleh para fukaha adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan
yang dimulai dengan takbir diakhiri dengan salam dengan maksud beribadah kepada
Allah swt. Menurut syarat-syarat yang telah ditentukan
Sebagai agama yang sempurna, islam telah menetapkan
bahwa dalam urusan ibadah, manusia tidak boleh melakukannya, kecuali ada
tuntunan dari Rasulullah saw.
Adapun dalam hal keduniaan, manusia bebas
melakukan apa saja, kecuali apabila ada larangan dari Rasulullah saw. Karena
shalat termasuk ibadah pelaksanaannyan harus sesuai dengan contoh dari
Rasulullah saw.
Shalat adalah kewajiban dari Allah SWT. Kepada
setiap orang mukmin. Oleh sebab itu, Allah SWT. Memerintahkan dalam firman-Nya
sebagai berikut.
…maka dirikanlah
salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
(Q.S. An-Nisa’ : 103)
Berkenaan dengan
kewajiban salat Rasulullah saw. Bersabda sebagai berikut.
Amalan yang pertama kali akan dihisab atas
diri seseorang hamba di hari kiamat adalah salat. Apabila salatnya baik, baik
pula seluruh amalannya. Apabila salatnya rusak (buruk), buruk pula semua
amalnya. (H.R. Tabrani)
B. SYARAT-SYARAT
SHALAT
Di dalam islam
ketentuan salat terdapat syarat wajib dan syarat sah shalat.
ü Syarat Wajib Shalat
Orang yang wajib melaksanakan salat (fardu)
adalah yang memenuhi persyaratan berikut.
a.
Islam
b. Sehat akal
c.
Dewasa atau balig
d. Telah menerima
dakwah islam
e. Suci dari darah
haid dan nifas
f.
Melihat atau mendengar
g. Berjaga (tidak
sedang tidur)
ü Syarat Sah Shalat
Shalat seseorang dinyatakan sah apabila memenuhi persyaratan
sebagai berikut.
a.
Suci dari hadas (besar dan kecil)
b. Badan, pakaian,
dan tempat shalat harus suci dari najis
c.
Menutup aurat
d. Menghadap kiblat
e. Telsh tiba waktu
shalat, tidak mendahuluinya
ü Hal yang Membatalkan Shalat
Berikut ini hal-hal yang termasuk membatalkan shalat.
1.
Meninggalakan salah satu dari rukun shalat
2. Perkataan selain
bacaan shalat
3. Melakukan
gerakan-gerakan yang semestinya tidak perlu dilakukan
4. Keluarnya sesuatu
dari dua jalan (kubul dan dubur)
5. Makan atau minum
6. Menambahkan
rakaan shalat dengan rakaat yang sama karena lupa
7. Ingat shala
sebelumnya, misalnya seseorang mengerjakan shalat Asar, tetapi ia ingat bahwa
ia belum shalat Zuhur. Dalam kondisi seperti itu, shalat Asarnya menjadi batal
sehingga ia harus shalat Zuhur dahulu. Sebabnya ialah urut dalam mengerjakan
shalat merupakakn kewajban.
HUKUM
SHALAT
Shalat hukumnya fardhu bagi setiap orang yang
beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Allah telah memerintahkan kita untuk
mendirikan shalat, sebagaimana desebutkan dalam beberapa ayat al-Qur’an
al-Karim. Di antaranya adalah firman Allah :
“Maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah
kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa
: 103)
“Peliharalah
segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha (shalat Ashar).”
(Al-Baqarah: 238)
Dan Rasulullah menempatkannya sebagai rukun
yang kedua di antara rukun-rukun Islam yang lima, sebagaimana sabdanya yang
berbunyi:
“Islam
itu dibangun berdasarkan rukun yang lima; yaitu Bersaksi bahwa tidak ada
sesembahan yang haq swlain Allah dan Nabi Muhammad itu utusanNya, mendirikan
shalat, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah dan berpuasa di
bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih).
Oleh karena itulah, maka orang yang
meninggalkan shalat itu hukumnya kafir dan dilaksanakan hukum bunuh
terhadapnya, sedangkan orang yang melalaikan shalat dihukumi sebagai orang
fasik.
KEUTAMAAN
SHALAT
Shalat adalah ibadah yang utama dan berpahala
sangat besar. Banyak hadits-hadits yang menerangkan hal itu, akan tetapi dalam
kesempatan ini kita cukup menyebutkan beberapa di antaranya sebagai berikut:
1.
Ketika Rasulullah ditanya tentang amal yang
paling utama, beliau menjawab:
“Shalat pada waktunya.” (Muttafaq
‘alaih).
2.
Rasulullah bersabda:
“Bagaimana pendapat kamu sekalian, seandainya
di depan pintu masuk rumah salah seorang di antara kamu ada sebuah sungai,
kemudian ia mandi di sungai itu lima kali dalam sehari, apakah masih ada
kotoran yang melekat di badannya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan
tersisa sedikit pun kotoran di badannya.” Rasulullah bersabda, “Maka begitu pulalah perumpamaan shalat lima
kali sehari semalam, dengan shalat itu Allah akan menghapus semua dosa.”
(Muttafaq ‘alaih).
3.
Rasulullah bersabda:
“Tidak ada seorang Muslim pun yang ketika
shalat fardhu telah tiba kemudian dia berwudhu’ dengan baik dan memperbagus
kekhusyu’annya (dalam shalat) serta ruku’nya, terkecuali hal itu merupakan
penghapus dosanya yang telah lalu selama dia tidak melakukan dosa besar, dan
hal itu berlaku sepanjang tahun itu.” (HR. Muslim)
4.
Rasulullah bersabda:
“Pokok segala perkara itu adalah Islam dan
tonggak Islam itu adalah shalat, dan puncak Islam itu adalah berjuang di jalan
Allah.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih).
PERINGATAN
BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT
Ada beberapa ayat al-Qur’an dan hadits-hadits
Nabi yang merupakan peringatan bagi orang yang meninggalkan shalat dan
menakhirkannya dari waktu yang semestinya, di antaranya:
1.
Firman Allah:
“Maka datanglah
sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.”
(Maryam: 59).
2.
Firman Allah:
“Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya.” (Al-Ma’un: 4-5).
3.
Rasulullah bersabda:
4.
“(Yang menghilangkan pembatas) antara seorang
Muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR.
Muslim).
5.
Pada suaru hari, Rasulullah berbicara tentang
shalat, sabda beliau:
“Barang siapa
menjaga shalatnya maka shalat tersebut akan menjadi cahaya, bukti dan
keselamatan baginya pada Hari Kiamat nanti. Dan barangsiapa tidak menjaga
shalatnya, maka dia tidak akan memiliki cahaya, tidak pula bukti serta tidak
akan selamat. Kemudian pada Hari Kiamat nanti dia akan (dikumpulkan)
bersama-sama dengan Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay Ibnu Khalaf.” (HR. Ahmad,
ath-Thabrani dan Ibnu Hibban, hadits shahih).
RUKUN-RUKUN
SHALAT
Shalat mempunyai rukun-rukun yang apabila
salah satunya ditinggalkan, maka batallah shalat tersebut. Berikut ini
penjelasannya secara terperinci:
1.
Berniat
Yaitu niat di
hati untuk melaksanakan shalat tertentu, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Sesungguhnya
segala amal perbuatan itu tergantung niatnya.” (Muttafaq ‘alaih).
Dan niat itu
dilakukan bersamaan dengan melaksanakan takbiratul ihram dan mengangkat kedua
tangn tidak mengapa kalau niat itu sedikit lebih dahulu dan keduanya.
2.
Membaca Takbiratul Ihram
Yaitu dengan
lafazh (ucapan) Allaahu Akbar
Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah:
“Kunci shalat itu
adalah bersuci, pembatas antara perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan
waktu shalat adalah takbir, dan pembebasan dari keterikatan shalat adalah
salam.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih).
3.
Berdiri bagi yang sanggup ketika melaksanakan
shalat wajib
Hal ini
berdasarkan firman Allah:
“Peliharalah segala shalat(mu) dan
(peliharalah) shalat wustha (shalat Ashar).” (Al-Baqarah: 238).
Dan berdasarkan
sabda Rasulullah, kepada Imran bin Hushain:
“Shalatlah kamu
dengan berdiri, apabila tidak mampu maka dengan duduk, dan jika tidak mampu
juga maka shalatlah dengan berbaring ke samping.” (HR. Al-Bukhari).
4.
Membaca surat al-Fatihah pada tiap rakaat
shalat fadhu dan shalat sunnah
Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah :
“Tidak sah shalat
seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah.” (HR. Al-Bukhari).
5.
Ruku’
Hal ini
berdasarkan firman Allah:
“Hai orang-orang
yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan berbuatlah
kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77).
Juga berdasarkan
sabda Nabi kepada seseorang yang tidak benar shalatnya:
“...kemudian
ruku’lah kamu sampai kamu thuma’ninah dalam keadaan ruku’.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
6.
Bangkit dari ruku’
Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullahterhadap seseorang yang salah dalam shalatnya:
“...kemudian
bangkitlah (dari ruku’) sampai kamu tegak lurus berdiri.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
7.
I’tidal (berdiri setelah bangkit dari ruku’)
Hal ini
berdasarkan hadits tersebut di atas tadi dan berdasarkan hadits lain yang
berbunyi:
“Allah tidak akan
melihat kepada shalat seseorang yang tidak menegakkan tulang punggungnya di
antara ruku’ dan sujudnya.” (HR. Ahmad, dengan isnad shahih).
8.
Sujud
Hal ini
berdasarkan firman Allah yang telah disebutkan di atas tadi. Juga berdasarkan
sabda Rasulllah:
“Kemudian
sujudlah kamu sampai kamu thuma’ninah dalam sujud.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
9.
Bangkit dari sujud
Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah:
“Kemudian
bangkitlah sehingga kamu duduk dengan thuma’ninah.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim).
10. Duduk di antara
dua sujud
Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah:
“Allah tidak akan
melihat kepada shalat seseorang yang tidak menegakkan tulang pungungnya di
antara ruku’ dan sujudnya.” (HR. Ahmad, dengan isnad shahih).
11. Thuma’ninah
ketika ruku’, sujud, berdiri dan duduk
Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah kepada seseorang yang salah dalam melaksanakan
shalatnya:
“Sampai kamu
merasakan thuma’ninah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dan thuma’ninah
tersebut beliau tegaskan kepadanya pada saat ruku’, sujud dan duduk sedangkan
i’tidal pada saat berdiri. Hakikat thuma’ninah itu ialah bahwa orang yang
ruku’, sujud, duduk atau berdiri itu berdiam sejenak, sekadar waktu yang cukup
untuk membaca, “Subhaana rabbiyal’adziimi” satu kali setelah semua anggota
tubuhnya diam. Ada pun selebihnya dari itu adalah sunnah hukumnya.
12. Membaca tasyahud
akhir serta duduk
Adapun tasyahud
akhir itu, maka berdasarkan perkataan Ibnu Mas’ud yang bunyinya, “Dahulu kami
membaca di dalam shalat sebelum diwajibkan membaca tasyahud adalah:
“Kesejahteraan
atas Allah, kesejahteraan atas malaikat Jibril dan Mikail.”
Maka bersabdalah
Rasulullah:
“Janganlah kamu
membaca itu, karena sesungguhnya Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia itu
sendiri adalah Mahasejahtera, tetapi hendaklah kamu membaca:
“Segala
penghormatan, shalawat dan kalimat yang baik bagi Allah. Semoga kesejahteraan,
rahmat dan berkah Allah dianugerahkan kepadmu wahai Nabi. Semoga kesejahteraan
dianugerahkan kepada kita dan hamba-hamba yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak
ada tuhan yang barhak disembah melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan rasulNya.” (HR. An-Nasa’i, ad-Daruquthni dan al-Baihaqi dengan
sanad shahih).
Dn Rasulullah
bersabda:
“Apabila salah
seorang di antara kamu duduk (tasyahhud), hendaklah dia mengucapkan: “Segala
penghormatan, shalawat dan kalimat-kalimat yang baik bagi Allah.” (HR. Abu
Dawud, an-Nasa’i dan yang lainnya, hadits ini shahih dan diriwayatkan pula
dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim).
Adapun duduk
untuk tasyahud itu termasuk rukun juga karena tasyahud akhir itu termasuk
rukun.
13. Membaca salam
Hal ini
berdasarkan Rasulullah sabda:
“Pembuka shalat
itu adalah bersuci, pembatas antara perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan
waktu shalat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan shalat adalah salam.”
(HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih)
14. Melakukan
rukun-rukun shalat secara berurutan
Oleh karena itu,
janganlah seseorang membaca surat Al-Fatihah sebelum takbiratul ihram dan
janganlah ia sujud sebelum ruku’. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Shalatlah kalian
sebagaimana kalian melihatku shalat.” (HR. Al-Bukhari).
Maka apabila
seseorang menyalahi urutan rukun shalat sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh
Rasulullah, seperti mendahulukan yang semestinya diakhirkan atau sebaliknya,
maka batallah shalatnya.
BERIKUT BESERTA GAMBAR:
Tersebut dalam sebuah
hadits : Siapa yang menjaga shalat lima waktu maka Allah akan memberikan anugerah
lima kemulyaan:
1. Allah akan menghindarkan
orang yang menjaga shalat lima waktu dari kesempitan hidup baik di dunia
ataupun akherat. Apakah kita sempit dalam urusan bisnis, urusan rumah tangga
dan lain-lain? Jagalah shalat lima waktu maka Allah akan memberikan keluasan
dalam segala hal.
2. Dihindarkan dari siksa
kubur. Tahu kuburan khan? Yaitu tempat / rumah kita kelak bila nyawa lepas dari
badan. Nah di kuburan kita akan tinggal bisa dalam suasana bahagia dan bisa
dalam suasana siksa. Tergantung amalnya masing. Jika amal kita baik, maka akan
bahagia. Tapi jika amal kita jelek maka sebaliknya kita akan disiksa. Dengan menjaga dan melaksanakan shalat
lima waktu maka
Allah akan menghindarkan kita dari siksa kubur.
3. Buku amal nanti di akherat akan kita terima dengan
tangan kanan. Apa bedanya? Tentu saja jika menerima amal dengan tangan kanan,
maka suatu tanda kita akan selamat. Tapi jika menerima dengan tangan kiri,
apalagi menerima amal dengan punggung, maka alamat kita tidak selamat di
akherat. Naudzubillah Min Dzalik. Mohon perlindungan kita kepada Allah dari hal
tersebut.
4. Berjalan di atas shirat
dengan secepat kilat. Setiap manusia yang berada di akherat nanti akan
menyeberangi sebuah jembatan namanya Shirotol Mustaqiem. Jembatan ini sangat
kecil ( dalam suatu riwayat ). Lebih kecil dari rambut kita. Apakah yang bisa
kita lakukan untuk bisa selamat menyeberangi jembatan ini? Tiada lain adalah
menjaga dan melaksanakan shalat lima waktu.
5. Masuk sorga tanpa hisab. Tanpa perhitungan. Shalat
adalah tiang agama. Jika kita melaksanakan shalat berarti kita menegakkan
agama. Jika kita tidak shalat maka berarti kita telah merobohkan agama. Begitu
sabda nabi. Bila shalat kita baik dikerjakan dengan sungguh penuh khusyu’
kepada Allah, maka bisa mencegah dari perbuatan jelek dan munkar.
1. Gerakan Berdiri Tegak untuk Salat,
Berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak merupakan salah satu rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul ihram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat, boleh menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap kiblat.
2. Gerakan Mengangkat Kedua Tangan
ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut kebanyakan ulama caranya adalah sebagai berikut.
1. Telapak tangan sejajar dengan bahu.
2. Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
3. Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.
4. Jari-jari direnggangkan.
5. Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas atau ke samping.
Berdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak merupakan salah satu rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul ihram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat, boleh menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap kiblat.
2. Gerakan Mengangkat Kedua Tangan
ada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut kebanyakan ulama caranya adalah sebagai berikut.
1. Telapak tangan sejajar dengan bahu.
2. Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
3. Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.
4. Jari-jari direnggangkan.
5. Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas atau ke samping.
6. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan
ada yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga
merenggangkannya.
7. Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.
7. Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.
Catatan: Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu saat
takbiratulihram, saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat
bangun dari rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan
rakaat ketiga.
3. Gerakan Sedekap dalam Salat
Sedekap dilakukan
sesudah mengangkat tangan takbiratulihram. Adapun caranya adalah sebagai
berikut.
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.
b. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar.
Boleh juga meletakkannya di bawah pusar.
Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah. Setelah
selesai iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah. Sesudah membaca surat Al
Fatihah, kemudian membaca surat pendek seperti Al Ikhlas, Al ‘Asr, dan An Nasr.
Adapun Bacaan ada di bawah ini :
DOA IFTITAH
ALLAAHU AKBARU KABIIRAA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WASUBHAANALLAAHI
BUKRATAW WAASHIILAA.
Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala
Puji Bagi Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang
Pagi Dan Petang.
INNII WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAM
MUSLIMAW WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.
Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan
Langit Dan Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk
Orang-Orang Yang Musyrik.
INNA SHALAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.
Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku
Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta.
LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.
Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku
Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.
AL-FATIHAH
BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang.
AL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN.
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.
ARRAHMAANIR RAHIIM.
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
MAALIKIYAUMIDDIIN.
Penguasa Hari Pembalasan.
IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.
Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu
lah Aku Memohon Pertolongan.
IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.
Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.
SHIRAATHAL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM
WALADHDHAALLIIN. AAMIIN.
Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan
Nikmat, Bukan Jalannya Orang-Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya
Orang-Orang Yang Sesat.
4. Gerakan Rukuk Dalam Sholat
Rukuk artinya
membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari tangan direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak terlalu condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari tangan direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak terlalu condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.
Adapun bacaan Rukuk Sebagai Berikut :
R U K U’
SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH. – 3 x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan
Memuji-Nya.
5. Gerakan Iktidal dalam Sholat
Iktidal adalah bangkit
dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan mengangkat tangan
seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat
“sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak berdiri. Tangan rapat di
samping badan. Ada juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti halnya ketika
membaca surat Al Fatihah. Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap
hadis dalilnya. Padahal dalil yang digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat
bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan rapat di samping badan.
Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa iktidal.
I’TIDAL
SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.
Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang
Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).
RABBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA
MIN SYAI’IN BA’DU.
Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji,
Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.
6. Gerakan Sujud dalam Sholat
ujud artinya
menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah, ada tujuh anggota
badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1. wajah (kening dan hidung),
2. dua telapak tangan,
3. dua lutut, dan
4. dua ujung telapak kaki.
Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut.
1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil mengucapkan takbir.
2. Letakkan kedua lutut ke lantai.
3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
4. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan, dan ini satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam gerakan lainnya jari-jari ini selalu direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan letaknya sejajar dengan bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
8. Renggangkan pinggang dari paha.
9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah salah satu doa sujud.
Ketika bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat berikutnya, disunahkan wajah lebih dulu dianggkat dari lantai, kemudian tangan, dan disusul dengan mengangkat lutut hingga berdiri tegak.
1. wajah (kening dan hidung),
2. dua telapak tangan,
3. dua lutut, dan
4. dua ujung telapak kaki.
Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut.
1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil mengucapkan takbir.
2. Letakkan kedua lutut ke lantai.
3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
4. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan, dan ini satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam gerakan lainnya jari-jari ini selalu direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan letaknya sejajar dengan bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
8. Renggangkan pinggang dari paha.
9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah salah satu doa sujud.
Ketika bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat berikutnya, disunahkan wajah lebih dulu dianggkat dari lantai, kemudian tangan, dan disusul dengan mengangkat lutut hingga berdiri tegak.
Bacaa pada waktu sujud :
SUJUD
SUBHAANA RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH. – 3 x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan
Memuji-Nya.
7. Gerakan Duduk antara Dua Sujud
Duduk antara sujud
adalah duduk iftirasy, yaitu:
1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Pandangan lurus ke tempat sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud.
1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Pandangan lurus ke tempat sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud.
Bacaannya Sebagai Berikut :
DUDUK DIANTARA DUA SUJUD
RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA’AAFINII
WA’FU ‘ANNII.
Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku,
Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki,
Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.
8. Gerakan Tasyahud (Tahiyat) Awal
Duduk tasyahud awal
adalah duduk iftirasy, sama seperti duduk antara dua sujud. Ini pada salat yang
lebih dari dua rakaat, yaitu pada salat zuhur, asar, magrib, dan isya. Caranya
adalah sebagai berikut.
1. Bangkit dari sujud kedua rakaat kedua sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud.
1. Bangkit dari sujud kedua rakaat kedua sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud.
Bacaannya sebagai berikut :
TASYAHUD AWAL
ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan
Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya (
Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami
Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan
Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu
Kami, Nabi Muhammad !.
9. Gerakan Tasyahud Akhir
Tasyahud akhir adalah duduk tawaruk. Caranya adalah.
1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.
1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.
Bacaannya sebagai berikut :
TASYAHUD AKHIR
ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan
Adalah Milik Allah.
ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya (
Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.
ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami
Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.
ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan
Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.
ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD (
tasyahud awal ) WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu
Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.
KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA
IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada
Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi
Muhammad Dan Kepada Keluarganya.
KAMAA BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada
Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.
FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII
‘ALAA DIINIK.
Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi
Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.
10. Gerakan salam
Gerakan salam adalah menengok ke arah kanan dan kiri. Menengok dilakukan
sampai kira-kira searah dengan bahu. Jika jadi imam dalam salat berjamaah,
salam dilakukan sampai terlihat hidung oleh makmum. Menengok dilakukan sambil
membaca salam.
Adapun bacaan salam sebagai berikut :
salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan: “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH,
ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH (Semoga
keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu)
HAL-HAL
YANG WAJIB DILAKSANAKAN PADA WAKTU SHALAT
Yang dimaksud dengna hal-hal yang wajib
dilaksanakan itu ialah yang apabila ditinggalkan dengan sengaja menyebabkan
shalat seseorang batal, akan tetapi kalau dikarenakan lupa, maka tidak mengapa,
namun diganti dengan sujud sahwi. Berikut ini penjelasannya:
1.
Membaca takbir perpindahan pada tiap
perpindahan dari satu gerakan kepada garakan lain, seperti ketika bangkit untuk
berdiri atau sebaliknya (terkecuali ketika bangkit dari ruku’). Hal ini
berdasarkan perkataan Ibnu Mas’ud:
“Aku melihat Nabi
selalu membaca takbir ketika merendahkan dan mengangkat (kekpala) ketika
berdiri dan duduk.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan lainnya, hadits
shahih).
2.
Membaca “Subhaanarobbiyal ‘adziimi” (Mahasuci
Rabbku Yang Mahaagung) sekali ketika ruku’. Hal ini berdasarkan perkataan
Hudzaifah Ibnul Yaman dalam haditsnya:
“Nabi membaca,
“Subhaanarobbiyal’adziimi” (Mahasuci Rabbku Yang Mahaagung) di dalam ruku’nya,
dan di dalam sujudnya membaca, “Subhaanarobbiyal a’laa” (Mahasuci Rabbku Yang
Mahatinggi).”
3.
Membaca “Subhaanarobbiyal a’laa” (Mahasuci
Rabbku Yang Mahatinggi) sekali di dalam sujud. Hal ini berdasarkan hadits
Hudzaifah di atas.
4.
Membaca “Sami’allaahuliman hamidah” (Allah
Maha Mendengar hamba yang memujiNya) bagi imam dan orang yang shalat sendirian.
Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah:
“Bahwasanya Nabi
membaca “Sami’allaahuliman hamidah” ketika bangkit dari ruku’, kemudian masih
dalam keadaan berdiri beliau membaca “Rabbanaa walakalhamdu.” (Muttafaq
‘alaih).
5.
Membaca “Rabbana walakalhamdu” (Wahai Rabb
kami, bagiMu segala pujian) bagi imam dan makmum dan orang yang shalat
sendirian. Hal ini berdasarkan hadits yang disebutkan di atas. Juga berdasarkan
sabda Rasulullah:
“Apabila imam
membaca “Sami’allaahuliman hamidah”, maka bacalah “Allaahummarabbanaa
walakalhamdu”. (Muttafaq ‘alaih).
6.
Membaca doa berikut di antara dua sujud:
“Ya Allah,
ampunilah aku, kasihanilah aku, berikanlah keselamatan, petunjuk dan rizki
kepadaku.”
Atau membaca:
“Wahai Rabbku
ampunilah aku, Wahai Rabbku ampunilah aku.”
Karena Rasulullah
membaca itu.
7.
Tasyahud awal.
8.
Duduk untuk melakukan tasyahud awal. Hal ini
berdasarkan sabda Rasulullah kepada Rifa’ah bin Rafi’:
“Apabila kamu
melaksanakan shalat, maka bacalah takbir, lalu bacalah apa yang mudah menurut
kamu dari ayat al-Qur’an. Kemudian apabila kamu duduk di pertengahan shalatmu
maka hendaklah disertai tuma’ninah, dan duduklah secara iftirasy (bertumpu pad
paha kiri), kemudian bacalah tasyahud.” (HR. Abu Dawud dan al-Baihaqi dari
jalannya, hadits hasan).
1. Macam-Macam Shalat Wajib
Shalat wajib (fardu) adalah shalat yang wajib
dilakukan oleh setiap muslim. Shal wajib apabila dikerjakan mendapat pahala.
Sebaliknya, apabila ditinggalkan
mendapat dosa.
Orang islam yang tidak menunaikan shalat
fardu, tidaklah berarti keislamannya. Rasulullah saw. Menyatakan bahwa orang
yang tidak melaksanakan shalat (khususnya shalat fardu) dinyatakan masih kafir.
Adapun yang termasuk shalat fardu adalah
A.
Shalat lima waktu sehari semalam, Subuh,
Zuhur, Asar, MAgrib, dan Isya;
B.
Shalat jum’at, yakni shalat yang dikerjakan
pada waktu Zuhur pada hari Jum’at.
Kedua shalat diatas hukumnya fardu’ain, yakni
wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Jadi, semua orang yang beragama islam
jika tidak melaksanakan shalat berarti dia telah berdosa besar.
Selain kedua shalat tersebut, adalagi shalat
fardu yang wajib dilakukan. Akan tetapi, kewajban tersebut bersifat kolektif
atau kelompok. Apabila sudah ada sekelompok orang yang melakukan orang islam
yang lain sudah bebas dari kewajiban. Shalat yang dimaksud adalah shalat
Jenazah.
2. Waktu Shalat Wajib
Shalat termasuk ibadah mahdah. Pelaksanaannya
harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw., apabila pelaksanaannya shalat
tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw., shalat tersebut tdak sah. Firman
Allah SWT.
…sesungguhnya
shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang
beriman. (Q.S. An-Nisa ; 103)
Adapun ketentuan waktu shalat fardu lima kali
adalah sebagai berikut:
1.
Shalat Zuhur
Waktu shalat zuhur adalah setelah matahari
tergelincir kearah barat sampai bayang-bayang benda
sama panjang dengan bendanya.
2.
Shalat Asar
Waktu pelaksanaan shalat Asar adalah sejak
baying-bayang suatu benda sama panjang dengan bendanya sampai menjelangnya
terbenamnya matahari.
3.
Shalat Magrib
Waktu shalat magrib adalah setelah terbenamnya
matahari sampai hilangnya awan merah diufuk barat.
4.
Shalat Isya
Waktu shalat isya adalah setelah hilangnya
syafaq diufuk barat sampai 2/3 malam sebelum fajar
5.
Shalat Subuh
Waktu shalat subuh adalah terbitnya fajar sampai menjelangnya
terbitnya matahari.
C. Pengertian Shalat Jum’at
Setiap orang islam yang sudah memenuhi
ketentuan dan shalat Jum’at wajib melaksanakannya. Shalat Jum’at merupakan
salah satu shalat yang wajib dilaksanakan selain shalat fardu. Shalat Jum’at
oleh umat islam biasa dipahami sebagai pengganti shalat Zuhur. Pendapat ini
muncul karena shalat jum’at dilaksanakan bertepatan dengan waktu shalat Zuhur.
Shalat Jum’at ialah shalat dua rakaat yang
dilakukan sesudah khotbah pada waktu Zuhur hari Jum’at. Dengan demikian, shalat
Jum’at hanya sekali dalam seminggu. Shalat Jum’at hukumnya fardu’ain bagi
setiap muslim laki-laki yang sudah dewasa, sehat akal, merdeka, dan tidak
musafir. Selanjutnya, wanita, anak-anak, hamba sahaya, orang sakit, dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan tidak wajib mengerjakan shalat Jum’at.
Firman Allah SWT,
Wahai orang-orang
yang beriman! Apabila telah diseur untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at
maka bersegeralah kamu mengingan Allah SWT. Dan tinggalkanlah jual beli… (Q.S.
Al-Jumu’ah : 9)
Dalam islam,
shalat merupakan kunci dari segala amal perbuatan manusia. Pengakuan islam
seseorang tidak ada artinya apabila tidak diikuti dengan bukti berupa shalat
(khususnya shalat fardu). Lebih dari itu, Rasulullah saw, menyatakan bahwa
shalat menjadi penentu baik atau buruknya amal manusia.
1.
Shalat sebagai pondasi agama Islam.
Suatu bangunan tidak akan berdiri dan tegak kecuali dengan adanya pondasi yang kokoh.
Kedudukan shalat mendapatkan tempat yang tinggi setelah mengucapkan syahadatain sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
“Islam dibangun
di atas limadasar, yaitu:
persaksian bahwa tiada Ilah yang berhak untuk diibadahi/disembah selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.”(Muttafaqun ‘alaihi)
2.
Shalat adalah Induk ibadah dan keta’atan yang paling utama.
Hal ini dikarenakan banyaknya nash-nash dari al-Qurân yang memerintahkannya,
menjaganya dengan melaksanakannya tepat waktu dan menunaikannya dengan baik sebagaimana firman Allah SWT.
“Peliharalah segala shalatmu dan peliharalah shalat wustha dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.”(QS. al-Baqarah: 238)
“Peliharalah segala shalatmu dan peliharalah shalat wustha dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.”(QS. al-Baqarah: 238)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.”(QS. al-Baqarah: 43)
3.
Wasiat terakhir yang
diucapkan olehRasulullah SAW. Menjelang beliau wafat adalah shalat, sebagaimana sabda RasulullahSAW.
“Jagalah shalat, jagalah shalat dan berlaku baiklah terhadap budak-budak yang kamu miliki.”(HR. Abu Dawud dan dishahihkanolehSyaikh al-Albani)
4.
Shalatadalahmata air yang berisi kesucian dan ampunan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :
“Bagaimana pendapat kalian jika ada mata air yang mengalir di depan pintu salah seorang dari kalian, lalu ia mandi lima kali setiap hari, apakah masih tersisa kotoran di tubuhnya?Mereka menjawab; tentu saja tidak ada kotoran yang tersisa, lalu Rasulullah SAW.berkata; seperti itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5.
Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab pada Hari Kiamat
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Qurt radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
“Amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab padahari Kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalannya dan jika buruk maka buruklah seluruh amalannya.”(HR. Thabraani)
6.
Shalat merupakan jaminan keamanan dari api Neraka
Hal ini diriwayatkan dari Abu Zuhair ‘Ammarah bin Ruwaibah radhiyallahu ‘anhu ia berkata aku mendengar Rasulullah SAW.bersabda:
“Tidak akan masuk neraka seorang yang mengerjakan shalat sebelum terbit dan tenggelam matahari, yakni shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar.”(HR. Muslim)
7.
Shalat merupakan jalan untuk memperoleh keberuntungan dan kemenangan yang besar dalam menjalankan kehidupan
Dan juga merupakan obat dari keluh kesah yang
dirasakan manusia dan sebaik-baik sarana untuk mencapai ketenangan jiwa. Hal ini dapat dilihat setelah mengkaji ayat-ayat al-Qurân dan hadits-hadits rasul yang menjelaskan hal yang demikian diantaranya firman Allah SWT.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mu’min (yaitu)
orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.”(QS. al-Mu’minuun: 1-2)
8.
Begitu pentingnya ibadah shalat ini
Maka syari’at Islam sangat menaruh perhatian kepadanya sehingga shalat wajib dikerjakan baik seseorang adalah Musafir atau seorang Muqim (tidak dalam keadaan safar), dalam keadaan aman atau dalam keadaan ketakutan seperti dalam suasana perang dimana Rasulullah tetap melaksanakan shalat dan dalam keadaan sakit ataupun sehat.
9.
Shalat adalah ibadah laksana pelita yang menerangi hidup seseorang
Dalam sebuah hadits RasulullahSAW. bersabda: “Shalat adalah pelita.”(HR. Muslim)
10.
Shalat sebagai salah satu sifat orang yang bertaqwa
sebagaimanafirman
Allah SWT.:
“Aliflaammiim.Kitab
(al-Qurân) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
(QS. al-Baqarah: 1-3).
(QS. al-Baqarah: 1-3).
No comments:
Post a Comment