Monday 5 August 2013

Shalat Sesuai Syari'ah


Sebagian orang Islam di lingkungan kita merasa ringan melaksanakan shalat Tarawih, Idulfitri, dan Iduladha, tetapi masih berat melaksanakan shalat lima kali sehari semalam.

Untuk itu yuk kita lebih memaknai shalat yang kita laksanakan dan mengerti gerakan-gerakan yang diajarkan oleh Nabi SAW.

A. PENGERTIAN SHALAT
Perkataan shalat dalam pengertian bahasa Arab berarti doa memohon kebijakan dan pujian. Hal itu sesuai dengan firman Allah SWT.
…dan derdo’alah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka…(Q.S. At-Taubah : 103)
Adapun pengertian shalat menurut syariat islam yang dirumuskan oleh para fukaha adalah beberapa ucapan dan beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir diakhiri dengan salam dengan maksud beribadah kepada Allah swt. Menurut syarat-syarat yang telah ditentukan

Sebagai agama yang sempurna, islam telah menetapkan bahwa dalam urusan ibadah, manusia tidak boleh melakukannya, kecuali ada tuntunan dari Rasulullah saw.
Adapun dalam hal keduniaan, manusia bebas melakukan apa saja, kecuali apabila ada larangan dari Rasulullah saw. Karena shalat termasuk ibadah pelaksanaannyan harus sesuai dengan contoh dari Rasulullah saw.

Shalat adalah kewajiban dari Allah SWT. Kepada setiap orang mukmin. Oleh sebab itu, Allah SWT. Memerintahkan dalam firman-Nya sebagai berikut.
…maka dirikanlah salat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.
(Q.S. An-Nisa’ : 103)

Berkenaan dengan kewajiban salat Rasulullah saw. Bersabda sebagai berikut.
Amalan yang pertama kali akan dihisab atas diri seseorang hamba di hari kiamat adalah salat. Apabila salatnya baik, baik pula seluruh amalannya. Apabila salatnya rusak (buruk), buruk pula semua amalnya. (H.R. Tabrani)

B.  SYARAT-SYARAT SHALAT
Di dalam islam ketentuan salat terdapat syarat wajib dan syarat sah shalat.
ü  Syarat Wajib Shalat
Orang yang wajib melaksanakan salat (fardu) adalah yang memenuhi persyaratan berikut.
a.   Islam
b.  Sehat akal
c.   Dewasa atau balig
d.  Telah menerima dakwah islam
e.  Suci dari darah haid dan nifas
f.   Melihat atau mendengar
g.  Berjaga (tidak sedang tidur)

ü  Syarat Sah Shalat
Shalat seseorang dinyatakan sah apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a.   Suci dari hadas (besar dan kecil)
b.  Badan, pakaian, dan tempat shalat harus suci dari najis
c.   Menutup aurat
d.  Menghadap kiblat
e.  Telsh tiba waktu shalat, tidak mendahuluinya
ü Hal yang Membatalkan Shalat
Berikut ini hal-hal yang termasuk membatalkan shalat.
1.   Meninggalakan salah satu dari rukun shalat
2.  Perkataan selain bacaan shalat
3.  Melakukan gerakan-gerakan yang semestinya tidak perlu dilakukan
4.  Keluarnya sesuatu dari dua jalan (kubul dan dubur)
5.  Makan atau minum
6.  Menambahkan rakaan shalat dengan rakaat yang sama karena lupa
7.  Ingat shala sebelumnya, misalnya seseorang mengerjakan shalat Asar, tetapi ia ingat bahwa ia belum shalat Zuhur. Dalam kondisi seperti itu, shalat Asarnya menjadi batal sehingga ia harus shalat Zuhur dahulu. Sebabnya ialah urut dalam mengerjakan shalat merupakakn kewajban.

HUKUM SHALAT
Shalat hukumnya fardhu bagi setiap orang yang beriman, baik laki-laki maupun perempuan. Allah telah memerintahkan kita untuk mendirikan shalat, sebagaimana desebutkan dalam beberapa ayat al-Qur’an al-Karim. Di antaranya adalah firman Allah :
Maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (An-Nisa : 103)
Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha (shalat Ashar).” (Al-Baqarah: 238)
Dan Rasulullah menempatkannya sebagai rukun yang kedua di antara rukun-rukun Islam yang lima, sebagaimana sabdanya yang berbunyi:
Islam itu dibangun berdasarkan rukun yang lima; yaitu Bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq swlain Allah dan Nabi Muhammad itu utusanNya, mendirikan shalat, membayar zakat, melaksanakan ibadah haji ke Baitullah dan berpuasa di bulan Ramadhan.” (Muttafaq ‘alaih).
Oleh karena itulah, maka orang yang meninggalkan shalat itu hukumnya kafir dan dilaksanakan hukum bunuh terhadapnya, sedangkan orang yang melalaikan shalat dihukumi sebagai orang fasik.


KEUTAMAAN SHALAT
Shalat adalah ibadah yang utama dan berpahala sangat besar. Banyak hadits-hadits yang menerangkan hal itu, akan tetapi dalam kesempatan ini kita cukup menyebutkan beberapa di antaranya sebagai berikut:
1.     Ketika Rasulullah ditanya tentang amal yang paling utama, beliau menjawab:
Shalat pada waktunya.” (Muttafaq ‘alaih).
2.    Rasulullah bersabda:
Bagaimana pendapat kamu sekalian, seandainya di depan pintu masuk rumah salah seorang di antara kamu ada sebuah sungai, kemudian ia mandi di sungai itu lima kali dalam sehari, apakah masih ada kotoran yang melekat di badannya?” Para sahabat menjawab, “Tidak akan tersisa sedikit pun kotoran di badannya.” Rasulullah bersabda, “Maka begitu pulalah perumpamaan shalat lima kali sehari semalam, dengan shalat itu Allah akan menghapus semua dosa.” (Muttafaq ‘alaih).
3.    Rasulullah bersabda:
Tidak ada seorang Muslim pun yang ketika shalat fardhu telah tiba kemudian dia berwudhu’ dengan baik dan memperbagus kekhusyu’annya (dalam shalat) serta ruku’nya, terkecuali hal itu merupakan penghapus dosanya yang telah lalu selama dia tidak melakukan dosa besar, dan hal itu berlaku sepanjang tahun itu.” (HR. Muslim)
4.    Rasulullah bersabda:
Pokok segala perkara itu adalah Islam dan tonggak Islam itu adalah shalat, dan puncak Islam itu adalah berjuang di jalan Allah.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih).




PERINGATAN BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT
Ada beberapa ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi yang merupakan peringatan bagi orang yang meninggalkan shalat dan menakhirkannya dari waktu yang semestinya, di antaranya:
1.     Firman Allah:
“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan.” (Maryam: 59).
2.    Firman Allah:
“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (Al-Ma’un: 4-5).
3.    Rasulullah bersabda:
4.    “(Yang menghilangkan pembatas) antara seorang Muslim dengan kemusyrikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim).
5.    Pada suaru hari, Rasulullah berbicara tentang shalat, sabda beliau:
“Barang siapa menjaga shalatnya maka shalat tersebut akan menjadi cahaya, bukti dan keselamatan baginya pada Hari Kiamat nanti. Dan barangsiapa tidak menjaga shalatnya, maka dia tidak akan memiliki cahaya, tidak pula bukti serta tidak akan selamat. Kemudian pada Hari Kiamat nanti dia akan (dikumpulkan) bersama-sama dengan Qarun, Fir’aun, Haman dan Ubay Ibnu Khalaf.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani dan Ibnu Hibban, hadits shahih).

RUKUN-RUKUN SHALAT
Shalat mempunyai rukun-rukun yang apabila salah satunya ditinggalkan, maka batallah shalat tersebut. Berikut ini penjelasannya secara terperinci:
1.     Berniat
Yaitu niat di hati untuk melaksanakan shalat tertentu, hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung niatnya.” (Muttafaq ‘alaih).
Dan niat itu dilakukan bersamaan dengan melaksanakan takbiratul ihram dan mengangkat kedua tangn tidak mengapa kalau niat itu sedikit lebih dahulu dan keduanya.
2.    Membaca Takbiratul Ihram
Yaitu dengan lafazh (ucapan) Allaahu Akbar
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Kunci shalat itu adalah bersuci, pembatas antara perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu shalat adalah takbir, dan pembebasan dari keterikatan shalat adalah salam.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih).
3.    Berdiri bagi yang sanggup ketika melaksanakan shalat wajib
Hal ini berdasarkan firman Allah:
Peliharalah segala shalat(mu) dan (peliharalah) shalat wustha (shalat Ashar).” (Al-Baqarah: 238).
Dan berdasarkan sabda Rasulullah, kepada Imran bin Hushain:
“Shalatlah kamu dengan berdiri, apabila tidak mampu maka dengan duduk, dan jika tidak mampu juga maka shalatlah dengan berbaring ke samping.” (HR. Al-Bukhari).
4.    Membaca surat al-Fatihah pada tiap rakaat shalat fadhu dan shalat sunnah
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah :
“Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca surat Al-Fatihah.” (HR. Al-Bukhari).
5.    Ruku’
Hal ini berdasarkan firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Rabbmu dan berbuatlah kebajikan supaya kamu mendapat kemenangan.” (Al-Hajj: 77).
Juga berdasarkan sabda Nabi kepada seseorang yang tidak benar shalatnya:
“...kemudian ruku’lah kamu sampai kamu thuma’ninah dalam keadaan ruku’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
6.    Bangkit dari ruku’
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullahterhadap seseorang yang salah dalam shalatnya:
“...kemudian bangkitlah (dari ruku’) sampai kamu tegak lurus berdiri.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
7.    I’tidal (berdiri setelah bangkit dari ruku’)
Hal ini berdasarkan hadits tersebut di atas tadi dan berdasarkan hadits lain yang berbunyi:
“Allah tidak akan melihat kepada shalat seseorang yang tidak menegakkan tulang punggungnya di antara ruku’ dan sujudnya.” (HR. Ahmad, dengan isnad shahih).
8.    Sujud
Hal ini berdasarkan firman Allah yang telah disebutkan di atas tadi. Juga berdasarkan sabda Rasulllah:
“Kemudian sujudlah kamu sampai kamu thuma’ninah dalam sujud.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
9.    Bangkit dari sujud
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Kemudian bangkitlah sehingga kamu duduk dengan thuma’ninah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
10. Duduk di antara dua sujud
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Allah tidak akan melihat kepada shalat seseorang yang tidak menegakkan tulang pungungnya di antara ruku’ dan sujudnya.” (HR. Ahmad, dengan isnad shahih).
11.  Thuma’ninah ketika ruku’, sujud, berdiri dan duduk
Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah kepada seseorang yang salah dalam melaksanakan shalatnya:
“Sampai kamu merasakan thuma’ninah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dan thuma’ninah tersebut beliau tegaskan kepadanya pada saat ruku’, sujud dan duduk sedangkan i’tidal pada saat berdiri. Hakikat thuma’ninah itu ialah bahwa orang yang ruku’, sujud, duduk atau berdiri itu berdiam sejenak, sekadar waktu yang cukup untuk membaca, “Subhaana rabbiyal’adziimi” satu kali setelah semua anggota tubuhnya diam. Ada pun selebihnya dari itu adalah sunnah hukumnya.
12. Membaca tasyahud akhir serta duduk
Adapun tasyahud akhir itu, maka berdasarkan perkataan Ibnu Mas’ud yang bunyinya, “Dahulu kami membaca di dalam shalat sebelum diwajibkan membaca tasyahud adalah:
“Kesejahteraan atas Allah, kesejahteraan atas malaikat Jibril dan Mikail.”
Maka bersabdalah Rasulullah:
“Janganlah kamu membaca itu, karena sesungguhnya Allah Yang Mahaperkasa lagi Mahamulia itu sendiri adalah Mahasejahtera, tetapi hendaklah kamu membaca:
“Segala penghormatan, shalawat dan kalimat yang baik bagi Allah. Semoga kesejahteraan, rahmat dan berkah Allah dianugerahkan kepadmu wahai Nabi. Semoga kesejahteraan dianugerahkan kepada kita dan hamba-hamba yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang barhak disembah melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasulNya.” (HR. An-Nasa’i, ad-Daruquthni dan al-Baihaqi dengan sanad shahih).
Dn Rasulullah bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kamu duduk (tasyahhud), hendaklah dia mengucapkan: “Segala penghormatan, shalawat dan kalimat-kalimat yang baik bagi Allah.” (HR. Abu Dawud, an-Nasa’i dan yang lainnya, hadits ini shahih dan diriwayatkan pula dalam Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim).
Adapun duduk untuk tasyahud itu termasuk rukun juga karena tasyahud akhir itu termasuk rukun.
13. Membaca salam
Hal ini berdasarkan Rasulullah sabda:
“Pembuka shalat itu adalah bersuci, pembatas antara perbuatan yang boleh dan tidaknya dilakukan waktu shalat adalah takbir, dan pembebas dari keterikatan shalat adalah salam.” (HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi dan lainnya, hadits shahih)
14. Melakukan rukun-rukun shalat secara berurutan
Oleh karena itu, janganlah seseorang membaca surat Al-Fatihah sebelum takbiratul ihram dan janganlah ia sujud sebelum ruku’. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah:
“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihatku shalat.” (HR. Al-Bukhari).
Maka apabila seseorang menyalahi urutan rukun shalat sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Rasulullah, seperti mendahulukan yang semestinya diakhirkan atau sebaliknya, maka batallah shalatnya.
BERIKUT BESERTA GAMBAR:
Tersebut dalam sebuah hadits : Siapa yang menjaga shalat lima waktu maka Allah akan memberikan anugerah lima kemulyaan:
1. Allah akan menghindarkan orang yang menjaga shalat lima waktu dari kesempitan hidup baik di dunia ataupun akherat. Apakah kita sempit dalam urusan bisnis, urusan rumah tangga dan lain-lain? Jagalah shalat lima waktu maka Allah akan memberikan keluasan dalam segala hal.
2. Dihindarkan dari siksa kubur. Tahu kuburan khan? Yaitu tempat / rumah kita kelak bila nyawa lepas dari badan. Nah di kuburan kita akan tinggal bisa dalam suasana bahagia dan bisa dalam suasana siksa. Tergantung amalnya masing. Jika amal kita baik, maka akan bahagia. Tapi jika amal kita jelek maka sebaliknya kita akan disiksa. Dengan menjaga dan melaksanakan shalat lima waktu maka Allah akan menghindarkan kita dari siksa kubur.
3. Buku amal nanti di akherat akan kita terima dengan tangan kanan. Apa bedanya? Tentu saja jika menerima amal dengan tangan kanan, maka suatu tanda kita akan selamat. Tapi jika menerima dengan tangan kiri, apalagi menerima amal dengan punggung, maka alamat kita tidak selamat di akherat. Naudzubillah Min Dzalik. Mohon perlindungan kita kepada Allah dari hal tersebut.
4. Berjalan di atas shirat dengan secepat kilat. Setiap manusia yang berada di akherat nanti akan menyeberangi sebuah jembatan namanya Shirotol Mustaqiem. Jembatan ini sangat kecil ( dalam suatu riwayat ). Lebih kecil dari rambut kita. Apakah yang bisa kita lakukan untuk bisa selamat menyeberangi jembatan ini? Tiada lain adalah menjaga dan melaksanakan shalat lima waktu.
5. Masuk sorga tanpa hisab. Tanpa perhitungan. Shalat adalah tiang agama. Jika kita melaksanakan shalat berarti kita menegakkan agama. Jika kita tidak shalat maka berarti kita telah merobohkan agama. Begitu sabda nabi. Bila shalat kita baik dikerjakan dengan sungguh penuh khusyu’ kepada Allah, maka bisa mencegah dari perbuatan jelek dan munkar.
1. Gerakan Berdiri Tegak untuk Salat,

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi-GjJEI5_vuiYNEgPsci_h0ogOUvRHu9lzcV7Hc6OTPHGpDvD5ndOqNWDCWCpbCTTepu5FyJBWrslXBKGpTy_nfV6ZHuknmz1j33X_Nmm9dUWfZqsUhUKZ3TgeQplCwKQ4SgsZlPfL20QD/s1600/berdiri-tegak-saat-akan-salat.gifBerdiri tegak pada salat fardu hukumnya wajib. Berdiri tegak merupakan salah satu rukun salat. Sikap ini dilakukan sejak sebelum takbiratul ihram. Cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Posisi badan harus tegak lurus dan tidak membungkuk, kecuali jika sakit.
2. Tangan rapat di samping badan.
3. Kaki direnggangkan, paling lebar selebar bahu.
4. Semua ujung jari kaki menghadap kiblat.
5. Pandangan lurus ke tempat sujud.
6. Posisi badan menghadap kiblat. Akan tetapi, jika tidak mengetahui arah kiblat, boleh menghadap ke arah mana saja. Asal dalam hati tetap berniat menghadap kiblat.

2. Gerakan Mengangkat Kedua Tangan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhJ_NXJD_mPit1u43O1fW0Ut3AHE7qHGB_-KBxXkiRPNPaEsaOPiLiL85TRPfO8Ps3J0rca-VcLWdBkEf03V2Grgn8UJQfM2Y6BvHq8_Q6hDtXLatg0WB6rRMow3TG6g6yyQE0JxWhzim79/s1600/takbiratul-ihram.gifada banyak keterangan tentang cara mengangkat tangan. Menurut kebanyakan ulama caranya adalah sebagai berikut.
1. Telapak tangan sejajar dengan bahu.
2. Ujung jari-jari sejajar dengan puncak telinga.
3. Ujung ibu jari sejajar dengan ujung bawah telinga.
4. Jari-jari direnggangkan.
5. Telapak tangan menghadap ke arah kiblat, bukan menghadap ke atas atau ke samping.
6. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
7. Bersamaan dengan mengucapkan kalimat takbir.
Catatan: Mengangkat tangan ketika salat terdapat pada empat tempat, yaitu saat takbiratulihram, saat hendak rukuk, saat iktidal (bangun dari rukuk), dan saat bangun dari rakaat kedua (selesai tasyahud awal) untuk berdiri meneruskan rakaat ketiga.

3. Gerakan Sedekap dalam Salat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXmUHngNF_082QhE6ZUmT87nOlOFoIqsV7eSasqoHzFAT2VpCExlXBZ5bVY0NQNDQxYEHey8k8l7RIZh4T2j0Vquh7OYLAQMzyF2mJUQTPYatAnDcIIHlv_lqKNaw3_ZdC1nMd_PHF3n6o/s1600/bersedekap-dalam-salat.gifSedekap dilakukan sesudah mengangkat tangan takbiratulihram. Adapun caranya adalah sebagai berikut.
a. Telapak tangan kanan diletakkan di atas pergelangan tangan kiri, tidak digenggamkan.
b. Meletakkan tangan boleh di dada. Boleh juga meletakkannya di atas pusar. Boleh juga meletakkannya di bawah pusar.
Ketika bersedekap, doa yang pertama dibaca adalah doa iftitah. Setelah selesai iftitah, kemudian membaca surat Al Fatihah. Sesudah membaca surat Al Fatihah, kemudian membaca surat pendek seperti Al Ikhlas, Al ‘Asr, dan An Nasr.

Adapun Bacaan ada di bawah ini :

DOA IFTITAH

ALLAAHU AKBARU KABIIRAA WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA WASUBHAANALLAAHI BUKRATAW WAASHIILAA.
Allah Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala Puji Bagi Allah, Pujian Yang Sebanyak-Banyaknya. Dan Maha Suci Allah Sepanjang Pagi Dan Petang.

INNII WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDHA HANIIFAM MUSLIMAW WAMAA ANA MINAL MUSYRIKIIN.
Kuhadapkan Wajahku Kepada Zat Yang Telah Menciptakan Langit Dan Bumi Dengan Penuh Ketulusan Dan Kepasrahan Dan Aku Bukanlah Termasuk Orang-Orang Yang Musyrik.

INNA SHALAATII WANUSUKII WAMAHYAAYA WAMAMAATII LILLAAHIRABBIL ‘AALAMIIN.
Sesungguhnya Sahalatku, Ibadahku, Hidupku Dan Matiku Semuanya Untuk Allah, Penguasa Alam Semesta.

LAA SYARIIKA LAHUU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANA MINAL MUSLIMIIN.
Tidak Ada Sekutu Bagi-Nya Dan Dengan Demikianlah Aku Diperintahkan Dan Aku Termasuk Orang-Orang Islam.

AL-FATIHAH

BISMILLAAHIR RAHMAANIR RAHIIM.
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

AL HAMDU LILLAAHI RABBIL ‘AALAMIIN.
Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta Alam.

ARRAHMAANIR RAHIIM.
Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

MAALIKIYAUMIDDIIN.
Penguasa Hari Pembalasan.

IYYAAKA NA’BUDU WAIYYAAKA NASTA’IINU.
Hanya Kepada-Mu lah Aku Menyembah Dan Hanya Kepada-Mu lah Aku Memohon Pertolongan. 

IHDINASH SHIRAATHAL MUSTAQIIM.
Tunjukilah Kami Jalan Yang Lurus.

SHIRAATHAL LADZIINA AN’AMTA ‘ALAIHIM GHAIRIL MAGHDHUUBI ‘ALAIHIM WALADHDHAALLIIN. AAMIIN.
Yaitu Jalannya Orang-Orang Yang Telah Kau Berikan Nikmat, Bukan Jalannya Orang-Orang Yang Kau Murkai Dan Bukan Pula Jalannya Orang-Orang Yang Sesat.


4. Gerakan Rukuk Dalam Sholat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi2JMgCiqAtvJ7339uREoox6yGkwKmfKT5QDJJsQ3KO7TFHwzadMDj7xwQMlcU2iDpRSRCzZ6EDfWt3IEn7FcFY_h7A_dxag-nd_otqvVom0Aw4Q53zf5WPSu2mpmT25ize1uuiPIIMSJPF/s1600/gerakan-rukuk-dalam-salat.gifRukuk artinya membungkukkan badan. Adapun cara melakukannya adalah sebagai berikut.
1. Angkat tangan sambil mengucapkan takbir. Caranya sama seperti takbiratulihram.
2. Turunkan badan ke posisi membungkuk.
3. Kedua tangan menggenggam lutut. Bukan menggenggam betis atau paha. Jari-jari tangan direnggangkan. Posisi tangan lurus, siku tidak ditekuk.
4. Punggung dan kepala sejajar. Punggung dan kepala dalam posisi mendatar. Tidak terlalu condong ke bawah. Tidak pula mendongah ke atas.
5. Kaki tegak lurus, lutut tidak ditekuk.
6. Pinggang direnggangkan dari paha.
7. Pandangan lurus ke tempat sujud.
Sesudah posisi ini mantap, kemudian membaca salah satu doa rukuk.

Adapun bacaan Rukuk Sebagai Berikut :

R U K U’

SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BIHAMDIH. – 3 x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung Dan Dengan Memuji-Nya.

5. Gerakan Iktidal dalam Sholat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhS_J3CG_OhB7xxhsSVXIUqmnbsB8-t-WF5FFI6LWfxmBZsLBXWP_9VBdqY1Vrk7cHncfaG1uBEINjHjPnbFCeu_QXRfBzkWurBwPqkOHCY_m3dYWNZ7f68atPFMTJKcelbCflbqXsfPGNM/s1600/gerakan-iktidal-dalam-salat.gifIktidal adalah bangkit dari rukuk. Posisi badan kembali tegak. Ketika bangkit disunahkan mengangkat tangan seperti ketika takbiratulihram. Bersamaan dengan itu membaca kalimat “sami’allahu liman hamidah”. Badan kembali tegak berdiri. Tangan rapat di samping badan. Ada juga yang kembali ke posisi bersedekap seperti halnya ketika membaca surat Al Fatihah. Perbedaan ini terjadi karena beda pemaknaan terhadap hadis dalilnya. Padahal dalil yang digunakan sama. Namun, jumhur ulama sepakat bahwa saat iktidal itu menyimpan tangan rapat di samping badan.
Sesudah badan mantap tegak berdiri, barulah membaca salah satu doa iktidal.

I’TIDAL

SAMI’ALLAAHU LIMAN HAMIDAH.
Semoga Allah Mendengar ( Menerima ) Pujian Orang Yang Memuji-Nya ( Dan Membalasnya ).

RABBANAA LAKAL HAMDU MIL’US SAMAAWATI WA MIL ‘ULARDHI WA MIL ‘UMAASYI’TA MIN SYAI’IN BA’DU.
Wahai Tuhan Kami ! Hanya Untuk-Mu lah Segala Puji, Sepenuh Langit Dan Bumi Dan Sepenuh Barang Yang Kau Kehendaki Sesudahnya.

6.  Gerakan Sujud dalam Sholat

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiXPwWkyhzYu3uZaprpHzpSJUQjeXrPodFwrVQt6uK9FBClZO9Ygyzu2hyue1tjYY9RdRenEAbsvUKYw-lPD-_GYVosfWsb_xMa_jiyqpCs244pJIyscdyVVmvsuhv8oDWK0iZRDcJSoUKP/s1600/gerakan-sujud-dalam-salat.gifujud artinya menempelkan kening pada lantai. Menurut hadis riwayat Jamaah, ada tujuh anggota badan yang menyentuh lantai ketika sujud, yaitu:
1. wajah (kening dan hidung),
2. dua telapak tangan,
3. dua lutut, dan
4. dua ujung telapak kaki.
Cara melakukan sujud adalah sebagai berikut.
1. Turunkan badan dari posisi iktidal, dimulai dengan menekuk lutut sambil mengucapkan takbir.
2. Letakkan kedua lutut ke lantai.
3. Letakkan kedua telapak tangan ke lantai.
4. Letakkan kening dan hidung ke lantai.
5. Talapak tangan dibuka, tidak dikepalkan. Akan tetapi, jari-jarinya dirapatkan, dan ini satu-satunya gerakan di mana jari-jari tangan dirapatkan, sementara dalam gerakan lainnya jari-jari ini selalu direnggangkan.
6. Jari-jari tangan dan kaki semuanya menghadap ke arah kiblat. Ujung jari tangan letaknya sejajar dengan bahu.
7. Lengan direnggangkan dari ketiak (sunah bagi laki-laki). Untuk perempuan ada yang menyunahkan merapatkannya pada ketiak. Namun, boleh juga merenggangkannya.
8. Renggangkan pinggang dari paha.
9. Posisi pantat lebih tinggi daripada wajah.
10. Sujud hendaknya dilakukan dengan tenang. Ketika sudah mantap sujudnya, bacalah salah satu doa sujud.
Ketika bangkit dari sujud untuk berdiri ke rakaat berikutnya, disunahkan wajah lebih dulu dianggkat dari lantai, kemudian tangan, dan disusul dengan mengangkat lutut hingga berdiri tegak.

Bacaa pada waktu sujud : 
SUJUD

SUBHAANA RABBIYAL A‘LAA WA BIHAMDIH. – 3 x
Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi Dan Dengan Memuji-Nya.

7.  Gerakan Duduk antara Dua Sujud

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiG-TmHM0WH1KjYZD02lZkmP9Atb2fABVGcNRPb3gTtq1_QFpr814Bwy7QlV0vvAEbcINqObbBYeVASfLnmivGMX1U4czWuenYWrXgYLEeiolkqNrnsiImE4w6DA-ZQ25MDDz8MbDVv1VBg/s1600/duduk-antara-dua-sujud.gifDuduk antara sujud adalah duduk iftirasy, yaitu:
1. Bangkit dari sujud pertama sambil mengucapkan takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Pandangan lurus ke tempat sujud.
9. Setelah posisi tumakninah, baru kemudian membaca salah satu doa antara dua sujud.

Bacaannya Sebagai Berikut :

DUDUK DIANTARA DUA SUJUD

RABBIGHFIRLII WARHAMNII WAJBURNII WARFA’NII WARZUQNII WAHDINII WA’AAFINII WA’FU ‘ANNII.
Ya Tuhanku ! Ampunilah Aku, Kasihanilah Aku, Cukupkanlah ( Kekurangan )-Ku, Angkatlah ( Derajat )-Ku, Berilah Aku Rezki, Berilah Aku Petunjuk, Berilah Aku Kesehatan Dan Maafkanlah ( Kesalahan )-Ku.

 8. Gerakan Tasyahud (Tahiyat) Awal

Duduk Tasyahud AwalDuduk tasyahud awal adalah duduk iftirasy, sama seperti duduk antara dua sujud. Ini pada salat yang lebih dari dua rakaat, yaitu pada salat zuhur, asar, magrib, dan isya. Caranya adalah sebagai berikut.
1. Bangkit dari sujud kedua rakaat kedua sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dibuka dan diduduki.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud.

Bacaannya sebagai berikut :

TASYAHUD AWAL

ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad !.

9. Gerakan Tasyahud Akhir

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhKs0wxIuXtcyv_ViqQ8gBWM-RXg8S8SMNbQkCQWUC5kbUa392PQfTGuupuXMCoD6Ty8JDrJAhADXyHN1bTKYN7p2Sq38l0X1x-ncS4jJQ9PUyxV7_cgC2qJf7jF8-6dU2qWU5xlgZJov2u/s1600/tasyaud-akhir-tahiyat-akhir.gif
Tasyahud akhir adalah duduk tawaruk. Caranya adalah.
1. Bangkit dari sujud kedua, yaitu pada rakaat terakhir salat, sambil membaca takbir.
2. Telapak kaki kiri dimasukkan ke bawah kaki kanan. Jadi, panggul duduk menyentuh lantai.
3. Telapak kaki kanan tegak. Jari-jarinya menghadap ke arah kiblat.
4. Badan tegak lurus.
5. Siku ditekuk. Tangan sejajar dengan paha.
6. Telapak tangan dibuka. Jari-jarinya direnggangkan dan menghadap ke arah kiblat.
7. Telapak tangan diletakkan di atas paha. Ujung jari tangan sejajar dengan lutut.
8. Disunahkan memberi isyarat dengan telunjuk, yaitu telapak tangan kanan digenggamkan. Kemudian telunjuk diangkat (menunjuk). Dalam posisi ini kemudian membaca doa tasyahud, selawat, dan doa setelah tasyahud akhir.

Bacaannya sebagai berikut :

TASYAHUD AKHIR

ATTAHIYYAATUL MUBAARAKAATUSH SHALAWATUTH THAYYIBAATU LILLAAH.
Segala Kehormatan, Keberkahan, Rahmat Dan Kebaikan Adalah Milik Allah.

ASSALAAMU ‘ALAIKA AYYUHAN NABIYYU WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH.
Semoga Keselamatan, Rahmat Allah Dan Berkah-Nya ( Tetap Tercurahkan ) Atas Mu, Wahai Nabi.

ASSALAAMU ‘ALAINAA WA ‘ALAA ‘IBADADILLAAHISH SHAALIHIIN.
Semoga Keselamatan ( Tetap Terlimpahkan ) Atas Kami Dan Atas Hamba-Hamba Allah Yang Saleh.

ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH. WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAR RASUULULLAAH.
Aku Bersaksi Bahwa Tidak Ada Tuhan Selain Allah. Dan Aku Bersaksi Bahwa Muhammad Adalah Utusan Allah.

ALLAAHUMMA SHALLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD ( tasyahud awal ) WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Wahai Allah ! Limpahkanlah Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarga Penghulu Kami Nabi Muhammad.

KAMAA SHALLAITAA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Rahmat Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.

WA BAARIK ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA MUHAMMAD.
Dan Limpahkanlah Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Muhammad Dan Kepada Keluarganya.

KAMAA BAARAKTA ‘ALAA SAYYIDINAA IBRAAHIIM WA ‘ALAA AALI SAYYIDINAA IBRAAHIIM.
Sebagaimana Telah Engkau Limpahkan Berkah Kepada Penghulu Kami, Nabi Ibrahim Dan Kepada Keluarganya.

FIL ‘AALAMIINA INNAKA HAMIIDUMMAJIID. YAA MUQALLIBAL QULUUB. TSABBIT QALBII ‘ALAA DIINIK.
Sungguh Di Alam Semesta Ini, Engkau Maha Terpuji Lagi Maha Mulia. Wahai Zat Yang Menggerakkan Hati. Tetapkanlah Hatiku Pada Agama-Mu.

 10. Gerakan salam 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhafrs1o8WzxfZ6eTmDw3faeOiqhdWL3R9TuRnylOClZCwMK23itU6qosEv1B1r3DMxyY1vm42-DkbrsAYQ5iyglzi83zYqqrjqZRkU7kkQcQ4G_nViHvKKqExW1ks5TsoglSOC3uf1w93_/s1600/gerakan-salam-dalam-salat.gif
Gerakan salam adalah menengok ke arah kanan dan kiri. Menengok dilakukan sampai kira-kira searah dengan bahu. Jika jadi imam dalam salat berjamaah, salam dilakukan sampai terlihat hidung oleh makmum. Menengok dilakukan sambil membaca salam.

Adapun bacaan salam sebagai berikut :

salam ke arah kanan dan kiri seraya mengucapkan: “ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH, ASSALAAMU ‘ALAIKUM WA RAHMATULLAH (Semoga keselamatan dan rahmat Allah limpahkan kepadamu)



HAL-HAL YANG WAJIB DILAKSANAKAN PADA WAKTU SHALAT
Yang dimaksud dengna hal-hal yang wajib dilaksanakan itu ialah yang apabila ditinggalkan dengan sengaja menyebabkan shalat seseorang batal, akan tetapi kalau dikarenakan lupa, maka tidak mengapa, namun diganti dengan sujud sahwi. Berikut ini penjelasannya:
1.     Membaca takbir perpindahan pada tiap perpindahan dari satu gerakan kepada garakan lain, seperti ketika bangkit untuk berdiri atau sebaliknya (terkecuali ketika bangkit dari ruku’). Hal ini berdasarkan perkataan Ibnu Mas’ud:
“Aku melihat Nabi selalu membaca takbir ketika merendahkan dan mengangkat (kekpala) ketika berdiri dan duduk.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa’i dan lainnya, hadits shahih).
2.    Membaca “Subhaanarobbiyal ‘adziimi” (Mahasuci Rabbku Yang Mahaagung) sekali ketika ruku’. Hal ini berdasarkan perkataan Hudzaifah Ibnul Yaman dalam haditsnya:
“Nabi membaca, “Subhaanarobbiyal’adziimi” (Mahasuci Rabbku Yang Mahaagung) di dalam ruku’nya, dan di dalam sujudnya membaca, “Subhaanarobbiyal a’laa” (Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi).”
3.    Membaca “Subhaanarobbiyal a’laa” (Mahasuci Rabbku Yang Mahatinggi) sekali di dalam sujud. Hal ini berdasarkan hadits Hudzaifah di atas.
4.    Membaca “Sami’allaahuliman hamidah” (Allah Maha Mendengar hamba yang memujiNya) bagi imam dan orang yang shalat sendirian. Hal ini berdasarkan hadits Abu Hurairah:
“Bahwasanya Nabi membaca “Sami’allaahuliman hamidah” ketika bangkit dari ruku’, kemudian masih dalam keadaan berdiri beliau membaca “Rabbanaa walakalhamdu.” (Muttafaq ‘alaih).
5.    Membaca “Rabbana walakalhamdu” (Wahai Rabb kami, bagiMu segala pujian) bagi imam dan makmum dan orang yang shalat sendirian. Hal ini berdasarkan hadits yang disebutkan di atas. Juga berdasarkan sabda Rasulullah:
“Apabila imam membaca “Sami’allaahuliman hamidah”, maka bacalah “Allaahummarabbanaa walakalhamdu”. (Muttafaq ‘alaih).
6.    Membaca doa berikut di antara dua sujud:
“Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berikanlah keselamatan, petunjuk dan rizki kepadaku.”
Atau membaca:
“Wahai Rabbku ampunilah aku, Wahai Rabbku ampunilah aku.”
Karena Rasulullah membaca itu.
7.    Tasyahud awal.
8.    Duduk untuk melakukan tasyahud awal. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah kepada Rifa’ah bin Rafi’:
“Apabila kamu melaksanakan shalat, maka bacalah takbir, lalu bacalah apa yang mudah menurut kamu dari ayat al-Qur’an. Kemudian apabila kamu duduk di pertengahan shalatmu maka hendaklah disertai tuma’ninah, dan duduklah secara iftirasy (bertumpu pad paha kiri), kemudian bacalah tasyahud.” (HR. Abu Dawud dan al-Baihaqi dari jalannya, hadits hasan).

1. Macam-Macam Shalat Wajib
Shalat wajib (fardu) adalah shalat yang wajib dilakukan oleh setiap muslim. Shal wajib apabila dikerjakan mendapat pahala. Sebaliknya, apabila ditinggalkan  mendapat dosa.
Orang islam yang tidak menunaikan shalat fardu, tidaklah berarti keislamannya. Rasulullah saw. Menyatakan bahwa orang yang tidak melaksanakan shalat (khususnya shalat fardu) dinyatakan masih kafir.
Adapun yang termasuk shalat fardu adalah
A.   Shalat lima waktu sehari semalam, Subuh, Zuhur, Asar, MAgrib, dan Isya;
B.    Shalat jum’at, yakni shalat yang dikerjakan pada waktu Zuhur pada hari Jum’at.

Kedua shalat diatas hukumnya fardu’ain, yakni wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. Jadi, semua orang yang beragama islam jika tidak melaksanakan shalat berarti dia telah berdosa besar.
Selain kedua shalat tersebut, adalagi shalat fardu yang wajib dilakukan. Akan tetapi, kewajban tersebut bersifat kolektif atau kelompok. Apabila sudah ada sekelompok orang yang melakukan orang islam yang lain sudah bebas dari kewajiban. Shalat yang dimaksud adalah shalat Jenazah.

2. Waktu Shalat Wajib
Shalat termasuk ibadah mahdah. Pelaksanaannya harus sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw., apabila pelaksanaannya shalat tidak sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw., shalat tersebut tdak sah. Firman Allah SWT.
…sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Q.S. An-Nisa ; 103)

Adapun ketentuan waktu shalat fardu lima kali adalah sebagai berikut:
1.      Shalat Zuhur
Waktu shalat zuhur adalah setelah matahari tergelincir kearah barat sampai bayang-bayang benda sama panjang dengan bendanya.
2.     Shalat Asar
Waktu pelaksanaan shalat Asar adalah sejak baying-bayang suatu benda sama panjang dengan bendanya sampai menjelangnya terbenamnya matahari.
3.     Shalat Magrib
Waktu shalat magrib adalah setelah terbenamnya matahari sampai hilangnya awan merah diufuk barat.
4.     Shalat Isya
Waktu shalat isya adalah setelah hilangnya syafaq diufuk barat sampai 2/3 malam sebelum fajar
5.     Shalat Subuh
Waktu shalat subuh adalah terbitnya fajar sampai menjelangnya terbitnya matahari.

C. Pengertian Shalat Jum’at
Setiap orang islam yang sudah memenuhi ketentuan dan shalat Jum’at wajib melaksanakannya. Shalat Jum’at merupakan salah satu shalat yang wajib dilaksanakan selain shalat fardu. Shalat Jum’at oleh umat islam biasa dipahami sebagai pengganti shalat Zuhur. Pendapat ini muncul karena shalat jum’at dilaksanakan bertepatan dengan waktu shalat Zuhur.
Shalat Jum’at ialah shalat dua rakaat yang dilakukan sesudah khotbah pada waktu Zuhur hari Jum’at. Dengan demikian, shalat Jum’at hanya sekali dalam seminggu. Shalat Jum’at hukumnya fardu’ain bagi setiap muslim laki-laki yang sudah dewasa, sehat akal, merdeka, dan tidak musafir. Selanjutnya, wanita, anak-anak, hamba sahaya, orang sakit, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan tidak wajib mengerjakan shalat Jum’at. Firman Allah SWT,
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila telah diseur untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at maka bersegeralah kamu mengingan Allah SWT. Dan tinggalkanlah jual beli… (Q.S. Al-Jumu’ah : 9)
Dalam islam, shalat merupakan kunci dari segala amal perbuatan manusia. Pengakuan islam seseorang tidak ada artinya apabila tidak diikuti dengan bukti berupa shalat (khususnya shalat fardu). Lebih dari itu, Rasulullah saw, menyatakan bahwa shalat menjadi penentu baik atau buruknya amal manusia.


1. Shalat sebagai pondasi agama Islam.
Suatu bangunan tidak akan berdiri dan tegak kecuali dengan adanya pondasi yang  kokoh. Kedudukan shalat mendapatkan tempat yang tinggi setelah mengucapkan syahadatain sebagaimana sabda Rasulullah SAW.
“Islam dibangun di atas limadasar, yaitu: persaksian bahwa tiada Ilah yang berhak untuk diibadahi/disembah selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan haji ke Baitullah.”(Muttafaqun ‘alaihi)
2. Shalat adalah Induk ibadah dan keta’atan yang paling utama.
Hal ini dikarenakan banyaknya nash-nash dari al-Qurân yang memerintahkannya, menjaganya dengan melaksanakannya tepat waktu dan menunaikannya dengan baik sebagaimana firman Allah SWT.
“Peliharalah
segala shalatmu dan peliharalah shalat wustha dan berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu’.”(QS. al-Baqarah: 238)
Dalam ayat yang lain Allah berfirman:
“Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.(QS. al-Baqarah: 43)
3. Wasiat terakhir yang diucapkan olehRasulullah SAW. Menjelang beliau wafat adalah shalat, sebagaimana sabda RasulullahSAW.
“Jagalah shalat, jagalah shalat dan berlaku baiklah terhadap budak-budak  yang kamu miliki.”(HR. Abu Dawud dan dishahihkanolehSyaikh al-Albani)

4. Shalatadalahmata air yang berisi kesucian dan ampunan Allah SWT.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah SAW  bersabda :
“Bagaimana pendapat kalian jika ada mata air yang mengalir di depan pintu salah seorang dari kalian, lalu ia mandi lima kali setiap hari, apakah masih tersisa kotoran di tubuhnya?Mereka menjawab; tentu saja tidak ada kotoran yang tersisa, lalu Rasulullah SAW.berkata; seperti itulah perumpamaan shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus dosa-dosa.” (Muttafaqun ‘alaihi)
5. Shalat adalah amalan yang pertama kali dihisab pada Hari Kiamat
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin Qurt radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwasanya Rasulullah SAW. bersabda:
“Amalan seorang hamba yang pertama kali dihisab padahari Kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik maka baiklah seluruh amalannya dan jika buruk maka buruklah seluruh amalannya.”(HR. Thabraani)
6. Shalat merupakan jaminan keamanan dari api Neraka
Hal ini diriwayatkan dari Abu Zuhair ‘Ammarah bin Ruwaibah radhiyallahu ‘anhu ia berkata aku mendengar Rasulullah SAW.bersabda:
“Tidak akan masuk neraka seorang yang mengerjakan shalat sebelum terbit dan tenggelam matahari, yakni shalat Shubuh dan shalat ‘Ashar.”(HR. Muslim)
7. Shalat merupakan jalan untuk memperoleh keberuntungan dan kemenangan yang besar dalam menjalankan kehidupan
Dan juga merupakan obat dari keluh kesah yang dirasakan manusia dan sebaik-baik sarana untuk mencapai ketenangan jiwa. Hal ini dapat dilihat setelah mengkaji ayat-ayat al-Qurân dan hadits-hadits rasul yang menjelaskan hal yang demikian diantaranya firman Allah SWT.
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang mu’min (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya.”(QS. al-Mu’minuun: 1-2)
8. Begitu pentingnya ibadah shalat ini
Maka syari’at Islam sangat menaruh perhatian kepadanya sehingga shalat wajib dikerjakan baik seseorang adalah Musafir atau seorang Muqim (tidak dalam keadaan safar), dalam keadaan aman atau dalam keadaan ketakutan seperti dalam suasana perang dimana Rasulullah tetap melaksanakan shalat dan dalam keadaan sakit ataupun sehat.
9. Shalat adalah ibadah laksana pelita yang menerangi hidup seseorang
Dalam sebuah hadits RasulullahSAW. bersabda: “Shalat adalah pelita.”(HR. Muslim)
10.  Shalat sebagai salah satu sifat orang yang bertaqwa
sebagaimanafirman Allah SWT.:
“Aliflaammiim.Kitab (al-Qurân) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”
(QS. al-Baqarah: 1-3).

No comments:

Post a Comment